Ao mundo que valoriza o requintado e a dominação, Francisco deu os valores da Pobreza Voluntária e do Amor Fraterno... Aos que valorizavam cargos e divisões, ele trouxe Humildade e Unidade... Quando os frades entretinham fofocas e inimizades, ele trouxe otimismo e perdão Quando os franciscanos reviverão o Francisco esquecido dentro de nós? Se não agora, quando? Se não aqui, onde? Se não você e eu, quem? FELIZ FESTA DE SÂO FRANCISCO DE ASSIS! É possível outro Francisco de Assis? Abraço Fraterno! Gcb
“Semua melihat Aku mengolok-olok Aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya, sambil berkata: Ia menyerah kepada Tuhan, biarlah Dia yang meluputkannya…. Bukankah Dia berkenan kepada-Nya? Mz. 22:8-9 Sebuah cerita yang mulai mengumandangkan sebuah jalan di padang gurun, kini berakhir di jalan salib. Salib itu bukannya suatu “icon” keagamaan, melainkan alat penghukum yang terberat/terakhir bagi mereka yang ingin menetang kekuasaan Roma. Kata Cicero , seperti dikutip Weber, bahwa pelaksanaan eksekusi dengan cara menyalibkan; sangat mengerikan dan tidak perikemanusiaan. Sehingga ia mengatakan bahwa, hukuman demikian itu harus dicabut dari undang-undang. Bila kita harus diancam dengan kematian, maka kita ingin meninggal dalam kebebasan daripada mesti mati sebagai pecundang. Jadi, mestikah istilah salib perlu dibuang dari pikiran, mata, telinga dan hati kita? Bagi para pecundang ya. Tetapi bagi orang-orang yang ingin mati dalam kebebasan pilihan itu tidak mungkin dap...